Sobat Muda, Perhatikanlah!
remaja-remaja yang "mejeng" di mall-mall,
pinggir-pinggir jalan atau di pusat-pusat hiburan, maka kita akan melihat pemandangan
yang sangat mengherankan. Yang laki-laki kepalanya botak sebelah, rambutnya
dicat, pakai anting-anting, kalung, dan lain sebagainya.
wanitanya pun tak mau kalah, mereka tidak
malu lagi dengan pakaian ketat yang kelihatan pusarnya, rok mini dengan
kaos you can see, dan potongan rambut yang tidak
karuan. ini semua akibat termakan oleh propaganda yang datang dari negeri barat
yang didominasi oleh Gaya Hidup
Hedonis kaum Kafir, dari orang Yahudi dan Nasrani. Janganlah heran
jika lambat laun mode mereka yang menjadi
panutan. Padahal sangat jelas Allah -Subhanahu
wa Ta’ala- berfirman:
" Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi
pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim " . ( QS.Al
Maidah :51 )
Namun ironisnya sobat muda, sebagian besar remaja kita bangga dengan hal
tersebut. mereka bangga dengan pakaian ala barat yang dikenakannya; mereka
bangga jika dapat meniru model rambut mereka, mereka bangga jika dapat meniru
gaya bicara mereka.
Rasulullah -Shollallahu
‘alaihi wasallam- telah mengancam lewat sabda
beliau,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ
مِنْهُمْ
“Barang siapa
yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut”.
Jadi,
tingkatannya sesuai dengan kadar keterlibatannya dalam meniru orang-orang
kafir. jika ternyata yang ditirunya adalah perbuatan kekafiran atau
kemaksiatan, maka orang tersebut dihukumi sama dengan pihak yang ditirunya.
Sobat muda, perbuatan
menyimpang seperti ini merupakan hal yang bersifat naluria, karena setan
menampakkan perbuatan tersebut di hadapan
pelakunya sebagai perbuatan baik. Oleh karena itu, para hamba Allah
diperintahkan untuk terus memohon kepada Allah agar diberi keteguhan hati
berada dalam hidayah-Nya, sehingga tidak bersikap seperti kaum Yahudi dan
Nashrani.
Ketahuilah sobat muda! tujuan diturunkannya syariat Islam adalah
untuk menyelisihi orang-orang kaffir. Ini merupakan
suatu cara untuk menampakkan Islam sebagaimana yang telah diterapkan oleh Nabi Muhammad -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
Penyerupaan dalam
penampilan lahiriah akan berpengaruh untuk menumbuhkan kasih, cinta, dan
kesetiaan dalan batin sebagaimana kecintaan dalam batin akan berpengaruh untuk
menimbulkan penyerupaan dalam penampilan lahiriah. Ini adalah masalah yang
nyata, baik secara perasaan maupun dalam prakteknya.
Jadi hal
tersebut menunjukkan bahwasanya menyelisihi
orang-orang kafir adalah tujuan pokok syariat. Namun sangat disayangkan, karena
jauhnya umat Islam dari agamanya dan enggannya mereka mempelajari agamanya,
semua hal tersebut menyebabkan mereka terjatuh di dalam
kesalahan, yaitu meniru kaum kafir mulai dari
pakaian, dan cara berpakaian, tradisi seperti
pacaran dan pergaulan bebas, adat, bahasa, perayaan hari raya,
dan hari-hari peringatan mereka seperti Hari Valentine, Hari
Haloween, dan lain-lain. Sehingga Islam tinggallah sebuah nama yang ada pada diri mereka. Mengaku muslim, namun pakiannya
serba ketat, bahkan nyaris telanjang. Tidak ada lagi ciri-ciri keislaman pada
dirinya, sehingga kita sulit membedakan antara wanita muslimah dan
wanita kafir; sama-sama tidak memakai jilbab. Kalaupun pakai, yah asal-asalan saja, tanpa
memenuhi standar. Padahal jilbab yang sayr’i adalah jilbab yang menutupi
seluruh tubuh, tebal (tidak transparan), longgar (tidak ketat sehingga
membentuk lekuk tubuh), tidak menyerupai pakaian wanita kafir dan pakaian laki-laki..
Nah sobat
muda, Begitulah
realita umat dizaman ini, khususnya generasi muda, mereka
mengikuti langkah-langkah Yahudi dan Nashrani, sejengkal demi sejengkal hingga
andai mereka masuk ke lubang biawak pun, niscaya umat Islam akan mengikutinya.
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- telah lama
memperingatkan tentang bahaya mengikuti jalan, dan gaya hidup mereka
Rasulullah -Shollallahu
‘alaihi wasallam- bersabda,
”Sungguh
kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian sejengkal demi sejengkal,
sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya
kalian pun akan masuk ke dalamnya”. Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah,
apakah kaum Yahudi dan Nashara? Maka beliau menjawab:” Siapa lagi(kalau bukan
mereka)?”.[HR. Bukhariy, Muslim dan Ahmad)
Disini Nabi -Shollallahu
‘alaihi wasallam- memberitahukan bahwa di tengah-tengah umatnya akan
ada orang-orang yang meniru perilaku kaum yahudi dan nasrani, dan ada juga yang
meniru bangsa Persia dan Romawi. Hal tersebut telah menjadi kenyataan pada hari
ketika kita hidup saat ini. Lihatlah ketika
orang-orang Nashrani merayakan tahun baru mereka, maka umat Islam
mengikuti mereka dengan merayakan tahun baru hijriyah atau tahun baru Masehi
itu sendiri. Ketika orang Nashrani merayakan kenaikan Isa Al-Masih,
maka umat Islam mengikuti mereka dengan merayakan Isra’ dan Mi’raj. Ketika
orang Nashrani merayakan hari lahirnya Isa Al-Masih, maka umat Islam mengikuti
mereka dengan merayakan maulid Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, dan
lain-lain.
Padahal Allah dan
Rasul-Nya tidak pernah memerintahkan mereka untuk merayakan hari-hari tersebut; tidak satu ayat pun atau hadits shahih yang
menjelaskan tentang disyariatkannya memperingati hari-hari tersebut. Dan Para sahabat -radhiyallahu ‘anhum- juga tidak pernah mencontohkan hal tersebut kepada kita. Apakah mereka (yang merayakan
perayaan-perayaan yang tidak
disyari’atkan) merasa lebih baik dan lebih alim dari pada Rasulullah dan para sahabatnya, yang mereka telah merasakan langsung bagaimana turunnya ayat Al-Qur’an
dan mendengar Hadits? Sehingga ada suatu kebaikan yang luput dari
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- yang tidak
disampaikan oleh beliau kepada umatnya. Padahal Nabi -Shollallahu
‘alaihi wasallam- bersabda,
“Tidak ada
seorang nabi pun sebelumku kecuali wajib baginya untuk menunjukkan kepada
umatnya suatu kebaikan yang dia ketahui untuk mereka dan memperingatkan umatnya
dari kajelekan yang dia ketahui untuk mereka”. [HR. Muslim, An-Nasa’iy dan Ibnu Majah]
Tragisnya lagi sobat muda, jika umat ini mengikuti yahudi dan nashrani
dalam perkara yang berkaitan dengan aqidah, seperti menjadikan
kubur-kubur sebagai masjid. Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-memperingatkan
dengan keras kepada umatnya agar jangan menjadikan kubur sebagai masjid.
sebagaimana yang diterangkan dalam hadits.
A’isyah -radhiyallahu
‘anha- berkata, "Pada suatu hari Ummu Salamah menceritakan
pengalamannya kepada Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- tentang
sebuah gereja bernama Mariah yang pernah ia saksikan di Habasyah ( Ethiopia)
yang penuh dengan gambar. Lalu Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- bersabda,
“Mereka adalah
kaum yang apabila ada seorang yang shalih atau yang baik diantara mereka
meninggal dunia, mereka membangungkan masjid di atas kuburannya dan membuat
patung-patung di dalamnya. patung-patung itu. Mereka adalah
seburuk-buruk makhluk di sisi Allah [HR.
Al-Bukhariy dan Muslim]
Nah sobat
muda, Semoga
hal ini bermamfaat bagi kita sehingga kita berhati-hati
untuk tidak mengekor kepada orang-orang kafir dalam segala aspek kehidupan baik
aqidah, ibadah, ucapan maupun perbuatan sehingga kita tidak termasuk
orang-orang diancam oleh Allah -Subhanahu wa Ta’ala-dalam
firman-Nya,
وَمَنْ
يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ
سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ
مَصِيرًا
"Dan
barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam,
dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali". (QS.
An-Nisa :115). Semoga menjadi
renungan bagi kita. Wallohu ‘alam
<--more-->!
--more-->
Tidak ada komentar:
Posting Komentar